Senin, 15 Oktober 2018
Semua Akan Indah Pada Waktunya . . .
ANTARA JARAK DAN
WAKTU
It’s us vs time and distance,
but I
know we’ll win-quote …
“Koc
mau sih pacaran sama anak pelayaran?
Kan jarang ketemu, jarang komunikasi juga”
“Nanti
kalo udah nikah ditinggal mulu lho,
emang sanggup ngurus anak sendirian?”
“Jangan
mau sama pelaut,
nanti istrinya banyak, disetiap pelabuhan ada istrinya”
“Punya
pacar tapi berasa gak punya pacar, gak capek?”
Mungkin kalian yang mempunyai pacar (temen
deket) yang berprofesi sebagai pelaut sudah tidak asing dengan pertanyaan
seperti pertanyaan diatas. Ya, memang sebuah kewajiban mempunyai stock sabar
yang lebih dari pasangan lain untuk pacar seorang pelaut. Mulai dari jarangnya
komunikasi dan pertemuan hingga tidak mempunyai tempat untuk sekedar berbagi
cerita. Hal ini pun sedang saya saya rasakan, mulai dari
pertanyaan dan pandangan negative tentang pelaut dari orang disekitar kita,
terkadang terasa lelah untuk berada disituasi seperti ini untuk waktu yang
lama, tetapi saya selalu mengingatkan diri saya sendiri bahwa setelah semua
rintangan ini kami akan mendapatkan kebahagiaan. Jika mendapatkan pertanyaan –
pertanyaan seperti diatas cukup jawab dengan senyuman lalu “ tergantung pribadi
masing-masing, tidak semua pelaut seperti itu” dan hal itu sudah saya buktikan.
Bahwa tidak semua pelaut itu playboy, tidak semua pelaut
itu suka selingkuh, dan LDR itu tidak terlalu berat .
Oke
kita mulai,
Beberapa
tahun lalu tepatnya pada tahun 2015 saya menjalin hubungan dengan seorang
taruna pelayaran sebut aja dia Mr.H.M yang sedang menjalani pendidikan di
Poltekpel Surabaya, setelah beberapa bulan menjalin hubungan dengan si dia,
waktu prala pun tiba, saya yang tidak pernah pacaran dengan pelautpun
dihadapkan dengan rintangan yang menurut saya sangat berat, kami tidak dapat
terus terusan bertukar kabar seperti biasa, karena dilaut tidak ada sinyal,
hari yang di takutkanpun tiba, dimana pada saat itu saya bertemu dengan dia
disebuah tempat dan hanya bertemu beberapa menit saja untuk menyampaikan bahwa
dia harus berangkat ke Kalimantan hari itu juga, karena kapal tempat dia
praktek sedang berada di sana (Bontang).
Air
mata tak sanggup lagi dibendung, semua kecemasan, kesedihan dan ketidak relaan
pun tumpah saat dia harus pegi, tetapi dengan senyuman tulus Dia berusaha
meyakinkan saya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Setelah dia sampai di
Kalimantan dan memberi kabar bahwa kapalnya akan segera berlayar, semua fikiran
negative mulai bermunculan, tetapi lagi-lagi dia meyakinkan saya, semuanya akan
baik-baik saja.
Satu
bulan pertama terasa begitu berat, tidak ada teman untuk berbagi, tidak ada
yang menanyakan bagaimana kabar saya. Jika rindu datang yang bisa saya lakukan
adalah melihat foto-foto kami dan membaca pesan dari Dia (maklum pertama kali LDR.an )
Masa
Prala Mr. H.M ialah 1 tahun itu benar-benar waktu yang lama tapi aku mampu
melewati itu semua. 1 tahun itu berlalu dan selesai sudah masa prala si Mr. H.M
senangnnya bakalan ketemu kembali dengan dia. Tepat di bulan Juni 2016 dia
selesai prala dan saatnya untuk kembali ke aku dan keluarganya, hehehe.
Senangnya gak terbayangkan hari-hariku bakalan bareng dia sebelum dia disibukkan
dengan laporan pralanya ke kampusnya. Dan setelah beberapa minggu, dia kembali
dengan kesibukannya tentang laporan pralanya kekampus, disitu dia berjuang
untuk menuju kemenangan artinya laporan yang
dia buat harus benar-benar mendapatkan tanda tangan dari beberapa dosen, untuk
mendapatkan itu semua juga gak mudah dia harus benar-benar menguasai isi laporan
yang dia buat, yaa bisa dikatakan kalau di universitas itu namanya kayak
semacam skripsi gitu, dan harus melewati ujian skripsi dulu kalau mau
mendapatkan gelar. Doaku kali ini semoga selalu diberi kelancaran. Doaku terkabul
akhirnya dia lancar segalanya dan moment yang ditunggu-tunggu kini adalah
wisudanya, kebahagiannya juga kebahagianku.
19
April 2017 dimana dia akan melaksanakan wisudanya jauh-jauh hari semua dia
persiapkan, sebagai teman dekatnya (kekasihnya, hehee) akupun ikut
mendapinginya meskipun aku hadir pas acaranya hampir selesai, aku begitu merasakan kebahagiannya, dia menunjukkan bahwa dia mampu melewati
itu semua perjuangan dia dalam perkuliahan, perjuangan dia dalam masa pralanya
bahkan perjuangan dia untuk mencapai ini semua. Aku bahagia bisa menemaninya
dari sebelum dia prala sampai dia wisuda, meskipun aku tidak menemaninya dari pertama
dia masuk perkuliahan, maklum pada saat itu aku masih belum dipertemukan dengan
dia wkwkk. Dan aku melihat kebahagian itu pada kedua orang tuanya +
keluarganya.
Semua telah aku lewati
baik suka duka menjadi kekasih pelaut. Mungkin banyak diluar sana yang mencibir
sosok pelaut tapi bagiku pelaut itu sama-sama sebuah profesi yang tidak jauh
beda dengan profesi lainnya, seperti dokter, pengusaha, pegawai negri, guru,
dll. Hanya saja ini yang membedakannya yaitu resiko profesi pelaut adalah jauh
dari keluarga dan tidak pernah bisa terus-terusan bersama orang yang mereka sayang,
maka kita juga harus siap untuk menerima segala resikonya untuk bisa bertahan
sendiri saat harus ditinggal jauh dalam waktu yang tidak sebentar dan kita juga
harus siap untuk menjadi wanita hebat yang berbeda dari wanita “Normal” lain
yang ada disekitar kita, karena pada dasarnya hal itu akan menjadikan kita kuat
dan tegar, yaa bila kita sudah yakin pasti akan ada makna dan cerita indah yang dapat
kita banggakan kepada anak cucu kita nantinya dan mungkin kita akan bisa lebih
memaknai arti kehidupan sesungguhnya, kasih sayang dan bagaimana pentingnya
kepercayaan, komunikasi dan yang paling penting kita akan tau betapa keluarga
dan orang-orang yang kita sayangi itu adalah harta yang paling berharga dan mahal yang tak bisa
didapatkan dimanapun. Hampir 4 tahun aku menjalin hubungan dengan seorang pelaut
dan doaku sekarang semoga selalu langgeng dan bisa melewati masalah-masalah
yang ada dikemudian harinya.
Note’s :
Pelaut bukanlah alasan
aku mencintainya. Akupun tak memandang semua itu, aku tetap mencintainya
bagaimanapun keadaanya itu.
Pelaut ! Pealut itu tak
jauh beda dengan yang lainnya. Tak lebih berharga, Tak lebih istimewa. Kita harus
benyak bersyukur dengan semua itu. Diluar sana banyak sekali yang lebih galau disbanding
kita karna jauh dari pasangan. hehehe
Keberuntunganku kali
ini adalah bukan semata aku ingin pamer dan bangga tapi, keberuntungan ini
adalah perjuangan kita. Menjadi kekasih atau istri pelaut itu semua membutuhkan
banyak perjuangan. Aku tak peduli pangkat dan jabatannya apa, tak peduli
gajinya sebanyak apa, tak peduli seragamnya bagaimana, aku akan tetap bangga
mendampinginya…
Semangat Kerjanya, semoga apa yang kau cita-citakan tercapai :)
I
Love you him… very much :*
No comments:
Post a Comment